Indonesia
Gamereactor
review serial
The Wheel of Time

The Wheel of Time - Review

Adaptasi Amazon Studios dari fantasi epik milik Robert Jordan memiliki momen-momen memukau namun kesulitan untuk mengimbangi beban dari sumber materi.

HQ

Meski banyak mata yang telah terpikat pada adaptasi The Lord of the Rings oleh Amazon Studios di 2022 mendatang, perusahaan produksi ini juga memiliki satu lagi acara fantasi, adaptasi dari The Wheel of Time karya Robert Jordan. Acara ini akan ditayangkan pada layanan streaming Amazon Prime Video di minggu ini, dan saya berkesempatan untuk menontonnya lebih dulu dan mengetahui apa yang akan disajikan.

HQ

Jika kamu belum pernah membaca serial ini, yang berisi sepanjang 14 volume, kisah ini disebut sebagai seri buku fantasi terbaik yang pernah ada, bersama dengan novel lain yang debut pada New York Best Seller List. Berlatarkan di dunia sihir, penuh manusia, hewan buas dan makhluk lainnya, dan mengikuti sekelompok pemuda yang berusaha menangkal entitas jahat yang kuat untuk menghentikan dunia jatuh ke dalam kegelapan. Plotnya lebih rumit dibandingkan ringkasan barusan, namun secara keseluruhan intinya akan kembali ke sini.

Inti dari cerita juga merentang hingga ribuan tahun dari awal mula kisah dimulai, yang berarti begitu banyak narasi yang harus dipahami dan sayangnya acara ini cukup sulit untuk diikuti. Dari menit pertama, kita masuk ke dunia fantasi ini dan diharapkan dengan cepat mengikuti para pemeran, motivasi mereka dan bagaimana mereka beradaptasi dengan dunia ini. Sama seperti berenang, namun bedanya bukannya kita dengan tenang mencari tahu cara melakukannya, kita dicemplungkan langsung ke Samudera Pasifik hanya menggunakan papan busa untuk mengapung.

Ini adalah iklan:

Banyak plot yang sulit dimengerti. Detail rumit yang menghidupkan kisah ini dan para karakter seringkali terlewatkan demi kelanjutan cerita. Kenapa Aes Sedai (pengguna sihir) terbagi menjadi beberapa faksi? Apa yang mendorong para Children of Light hingga sesadis itu? Siapakah sebenarnya Moiraine Damodred yang diperankan oleh Rosamund Pike dan kenapa ia begitu bersikukuh menjauhkan kelima pemuda pemudi dari rekan penyihirnya? Meski banyak bagian dari cerita dijelaskan walau tidak begitu mendalam, namun masih banyak hal yang saya pertanyakan begitu acara ini selesai.

The Wheel of TimeThe Wheel of Time
The Wheel of Time

Terlepas dari plot, ada beberapa area yang membuat saya jengkel. Meski sebagian besar pemeran dirasa cocok, namun untuk akting terutama adegan sihir terasa sedikit aneh. Contohnya, saat Pike mengumpulkan kekuatan untuk mengeluarkan sihir, ia melakukan tarian aneh yang biasa kita lihat pada manusia balon di bengkel. Terlihat aneh dan tidak terlalu cocok untuk dunia brutal yang diadaptasikan.

Ini adalah iklan:

Meski begitu, The Wheel of Time masih memiliki aura kualitas tinggi padanya. Acara yang didukung dan didanai oleh Amazon, dan sangat menghibur untuk ditonton. Dari set design, kostum, CGI, semuanya berkualitas tinggi, sehingga cukup disayangkan ceritanya cukup sulit untuk diikuti. Alangkah baiknya jika ada ruang untuk bernafas agar penonton tidak kewalahan dengan penuhnya jargon fantasi dan ramalan. Di mata saya, inilah apa yang membedakan adaptasi Wheel of Time dengan film The Lord of the Rings dari Peter Jackson, yang begitu mengesankan.

Intinya, The Wheel of Time merupakan acara yang menghibur untuk ditonton yang hanya diberatkan oleh beban sumber materi. Dengan konten berisikan 14 novel untuk dicerna, bisa dilihat bahwa perusahaan ini tidak berencana untuk membuat 14 musim dan akibatnya akan banyak detail yang terlewatkan. Masih banyak hal yang bisa menghibur, namun jika mengharapkan acara sekaliber Game of Thrones (sebelum Season 8), maka The Wheel of Time belum bisa memuaskanmu.

The Wheel of Time
The Wheel of TimeThe Wheel of TimeThe Wheel of Time
06 Gamereactor Indonesia
6 / 10
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
The Wheel of Time - Review

The Wheel of Time - Review

TEKS SERIES. Ditulis oleh Ben Lyons

Adaptasi Amazon Studios dari fantasi epik milik Robert Jordan memiliki momen-momen memukau namun kesulitan untuk mengimbangi beban dari sumber materi.



Loading next content