Indonesia
Gamereactor
review
Underworld Ascendant

Underworld Ascendant

Setelah kesuksesan Kickstarter berkat kekayaan ide-ide cemerlangnya, kami memiliki harapan besar atas kembalinya sang ahli dari masa lalu ini.

HQ
HQ

Jika kamu melihat kembali perjalanan sejarah dunia gaming, khususnya pada evolusi genre simulasi yang relatif menonjol, kamu pasti akan menemukan nama Warren Spector dan Paul Neurath. Kita sudah jarang menggunakan kedua nama individual ini sebagai referensi ketika mencari sebuah review. Tetapi dalam hal ini, mereka sangatlah relevan karena Underworld Ascendant adalah game yang dinantikan dari dua orang developer penentu genre ini (walaupun sejujurnya, ketika mereka muncul di hadapan publik untuk wawancara, game ini sedang dikembangkan di bawah kepemimpinan orang lain).

Dalam lebih dari satu cara, game ini adalah sebuah homecoming. Bukan hanya karena dua orang developernya dipertemukan kembali di bawah nama OtherSide Entertainment, tetapi juga karena pasangan ini sekali lagi menggarap sebuah franchise lama yang pernah melejitkan nama mereka. Underworld Ascendant adalah sebuah serial klasik yang digarap ulang dengan sentuhan zaman sekarang; sebuah sekuel tidak langsung dari Ultima Underworld 2. Beberapa pilar utama dari game aslinya masih dipertahankan, tetapi berkat modernisasinya, game ini menjadi sebuah simulasi yang menampilkan referensi zaman sekarang dengan cerita masa lampau. Seperti halnya Tomb Raider - yang telah menuntaskan cerita, tapi mulai mengulang kembali game yang sempat menjadi inspirasinya - Ascendant menggabungkan ide-ide dari game yang mempengaruhinya selama beberapa tahun dengan ciri khasnya sendiri.

Ketika disebutkan seperti itu, Underworld Ascendant tampak menjanjikan. Sayangnya, produk akhir yang kami mainkan untuk review ini tidak mencerminkan nama besar yang disandangnya, dan dengan menyesal kami memberitahukan bahwa setelah melihat lebih dekat impresi pertama yang menjanjikan, kembalinya OtherSide ke penjara bawah tanah kurang begitu menggebrak dan lebih terlihat terseok-seok.

Ini adalah iklan:
Underworld Ascendant

Ide di balik game ini dan konsep yang diberikan kepadamu dengan tidak jelas adalah sesuatu yang kamu, sebagai pemain, harus pikirkan sendiri. Hal itu bisa diartikan sebagai petualangan berbasis ilmu fisika dalam sudut pandang orang pertama, di mana tantangannya jarang diselesaikan dengan kekuatan kasar, dan pemain harus menyesuaikan taktik mereka supaya bisa bertahan menghadapi rintangan yang menghadang. OtherSide telah membangun sejumlah level yang seluruhnya bisa dimainkan kembali. Seperti yang telah kita lihat baru-baru ini dalam ekspansi Mooncrash dari Prey, level-levelnya diremix setiap kali kamu memulai lagi game ini, dan walaupun secara struktur game ini tetap sama, ada area-area baru yang terbuka, penempatan objektif dan musuh-musuh mengalami pergeseran supaya semuanya tidak membosankan.

Pengaturan ini memungkinkan OtherSide untuk mendaur ulang lingkungan dalam game ini dan kamu akan menghabiskan banyak waktu melewati daerah yang sama, hanya saja dengan pengawasan penjaga di area yang berbeda untuk memberikan perubahan pada dinamikanya. Bagian lain dari lingkungannya tetap sama, dan itu mengurangi keseruan dari penjelajahan setelah kamu mendatangi sebuah area beberapa kali.

Underworld Ascendant
Ini adalah iklan:

Saat kamu bermain lebih dalam dan menjelajah lebih jauh, kamu akan dituntut untuk menggunakan kecerdikanmu secara rutin untuk dapat berkembang dalam game ini. Dalam teorinya, ini adalah sebuah ide cemerlang, tetapi struktur levelnya menciptakan keadaan ketika kamu berhasil memecahkan sebuah puzzle, setiap kali kamu menemukannya lagi, akan terasa seperti sesuatu yang memperlambat perkembanganmu. Banyak puzzle yang bisa diselesaikan dengan menggunakan sistem ilmu fisika dari game ini, yang seharusnya dapat memfasilitasi permainan yang kreatif, tetapi kami merasa bahwa ilmu fisika dari game ini kurang dan tidak konsisten. Hal tersebut menyebabkan berbagai bug dan sendatan di saat kami melaju lebih jauh ke dalam Stygian Abyss.

Secara umum, kamu bisa menggunakan magic, stealth, dan combat untuk melaju lebih jauh, dan masing-masing levelnya bisa ditingkatkan menggunakan poin-poin yang didapatkan dalam permainan dengan melakukan beberapa aksi tertentu. Di sini juga ada sistem upgrade yang cukup detail, tetapi kamu harus bermain cukup lama untuk melihat sejauh mana peningkatan yang ditawarkan, dan kami menduga bahwa kebanyakan orang akan lelah dengan ketidakkonsistenan game ini sebelum mereka mencapai salah satu cabang dari trio pohon skill ini. Menurut kami, distribusi poin skillnya masih kurang bagus dan kami ingin segera mendapatkan lebih banyak opsi.

HQ

Sistem penyimpanan mengharuskanmu menanam pohon muda yang kemudian akan kamu gunakan sebagai tempat untukmu hidup kembali. Jika kamu tidak menanamnya, kamu harus mengulang game ini dari awal saat kamu mati. Setelah kamu mengalahkan seorang musuh, mereka akan tetap hilang sekalipun kamu mati dan hidup kembali (level-levelnya hanya diatur ulang setelah kamu menyelesaikan sebuah misi), yang membuat penyelesaian sebuah level untuk kedua kalinya relatif cepat tapi jadi sedikit membosankan. AI yang buruk dan pathfinding yang parah tidak membantu pergerakan musuh dalam game ini. Kamu akan sering melihat seorang penjaga berbentuk tengkorak menabrak tembok saat kamu lewat, dan sangat mudah untuk memancing musuh ke tepian dan kemudian memanjat kembali, dan menyerang mereka dari jarak jauh. Itu juga jika panahnya berfungsi.

Area pertama yang kamu kunjungi, yang telah membuat kami sangat terkesan ketika memainkannya saat peluncuran, dipoles dengan baik. Dalam misi berikutnya di penjara bawah tanah yang berbeda, alarm mulai berbunyi saat kami mulai mengeksploitasi penjaga-penjaga bodoh dan berusaha menghujani mereka dengan panah, melesat tetapi tidak mengenai sasaran. Memang tidak selalu begitu, tetapi cukup menjadi masalah besar. Hal ini juga terjadi pada panah-panah bermata logam yang lebih mematikan hingga panah air yang digunakan untuk memadamkan lilin dan menciptakan gameplay stealth. Ketika panah-panah kami mulai tidak memberikan efek terhadap targetnya, kami memilih untuk bermain lebih agresif, bergerak melewati musuh dengan tidak mempedulikan mereka, dan AI berkualitas rendah tidak memiliki kemampuan untuk mengimbangi permainan kami, membuat rintangan yang seharusnya terasa menantang, berubah menjadi sebuah ketidaknyamanan untuk segera dilewati.

Underworld Ascendant
Underworld AscendantUnderworld AscendantUnderworld Ascendant

Para pemain dibujuk untuk tidak bertarung melawan kekuatan musuh, karena akan membutuhkan sekitar tiga tembakan panah untuk menjatuhkan musuh-musuh tengkorak. Lebih baik kamu menyarangkan beberapa pukulan dengan sebuah pedang dalam pertarungan jarak dekat untuk memberikan efek yang sama. Permainan pedangnya sederhana, tapi pastinya memberikan momen-momen mendebarkan saat kami menangkis dan menebas lawan kami. Setidaknya demikian, sampai kami menyadari bahwa lebih mudah melewati mereka di sebagian besar permainan, memanfaatkan kondisi lingkungan untuk keuntungan kami seiring dengan pencarian jalan keluar kami dari masalah. Mungkin lebih banyak variasi jenis musuh akan membantu game ini tetap terasa segar, karena di sebagian besar waktunya, kamu menghindari tengkorak-tengkorak dengan tampilan serupa yang menawarkan sedikit keberagaman gameplay.

Setelah kamu berhasil menyelesaikan sebuah level, menyelinap melewati beberapa tengkorak, menghindari beberapa jebakan sederhana, menemukan objektifmu, dan melarikan diri melalui sebuah portal, kamu akan kembali di sebuah dunia hub yang menghubungkan semuanya. Di sinilah kamu bisa meningkatkan levelmu, menjual perlengkapan yang kamu kumpulkan di misi sebelumnya, mungkin mendapatkan imbalan atas usahamu, dan berangkat lagi menuju misi selanjutnya. Berbicara dengan karakter NPC di area ini akan terasa aneh karena manusia-manusia kadal ini melakukan gerakan-gerakan aneh tanpa alasan, berbicara kepadamu seolah-olah itu ditujukan kepada orang-orang seruangan, dan seringkali berbicara tanpa arti dan tidak ada hubungannya dengan apa yang kamu lakukan. Tugasmu adalah untuk mempersatukan tiga faksi dengan menjalankan misi-misi untuk mereka dan mendapatkan dukungan, dan ada semacam perlombaan melawan waktu di saat seorang penjahat iblis bernama Typhon mengumpulkan kekuatannya.

Underworld Ascendant

Untuk meramaikan suasana, Typhon bahkan akan bercakap-cakap denganmu melalui sebuah monolog voiceover, biasanya pada awal misi - suaranya yang menggelegar mungkin untuk mengingatkanmu bahwa terdapat metode atas kegilaan yang kamu temukan di sekitar. Irama ceritanya tidak berhasil memberikan bobot terhadap petualangan ini, walaupun tidak juga memperburuk keadaan ketika keseruan kami dirusak oleh ilmu fisika yang kacau, musuh-musuh menembus lingkungan, sendatan di mana-mana, peta yang tidak tuntas dan tekstur yang tidak muncul, turunnya frame-rate secara terus menerus (terutama ketika memulai sebuah pertempuran, yang cukup merepotkan), dan ketidakkonsistenan terkait panah kami. Setelah beberapa saat kami menjadi bosan dengan game yang tidak bekerja dengan baik ini, bukan karena desainnya, tetapi karena memang game ini belum selesai.

Sama halnya dengan review ini, waktu yang kami habiskan untuk memainkan Underworld Ascendant habis begitu saja. Ini adalah putaran kedua kami di sebuah level tertentu. Yang pertama berakhir ketika kami terjebak di belakang sebuah pohon pada saat kami menuju ke jalan keluar dan harus mengulang kembali dari awal; percobaan keduanya, kami mencoba berlari dalam kecepatan tinggi. Reshuffle berarti sebuah perubahan lokasi untuk objektif kami dan begitu kami mencapai area terakhir di mana target kami disembunyikan, kami mulai menyelinap dan mencari-cari di dalam kegelapan untuk mendapatkan tujuan baru kami. Setelah satu atau dua kali salah melangkah, kami menemukan jalan di bawah level itu sendiri, terjebak di sebuah basement yang akhirnya jatuh ke sebuah danau. Jelas sekali kami tidak seharusnya berada di sini. Ketika kami tercebur ke danau yang tenang ini sambil melihat ke ruang bawah tanah yang mengapung di atas, kami sadar bahwa kami tidak akan dapat menemukan jalan kami kembali untuk menyelesaikan objektif di level tersebut dan kami harus mengulang lagi. Pada titik ini, sudah jelas bahwa kami hanya membuang waktu kami, dan dengan permasalahan teknis yang menumpuk bersama kekecewaan kami, kami memutuskan untuk menghentikan petualangan kami.

HQ
03 Gamereactor Indonesia
3 / 10
+
Ide yang menarik.
-
Tersendat-sendat dan pengembangan belum selesai, mudah untuk mengeksploitasi sistem, ilmu fisika yang tidak konsisten, AI yang buruk, permasalahan pada performa.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
Underworld AscendantScore

Underworld Ascendant

REVIEW. Ditulis oleh Mike Holmes

Setelah kesuksesan Kickstarter berkat kekayaan ide-ide cemerlangnya, kami memiliki harapan besar atas kembalinya sang ahli dari masa lalu ini.

0
Underworld Ascendant

Underworld Ascendant

PREVIEW. Ditulis oleh Sam Bishop

Sekali lagi kami memainkan simulasi imersif bernuansa sihir ini sebelum rilis di PC.



Loading next content