Indonesia
Gamereactor
review
The Messenger

The Messenger

Mati berkali-kali namun dengan kepuasan yang hakiki.

HQ
HQ

Kamu bisa saja berbuat kesalahan dengan menganggap remeh The Messenger karena terlihat hanya seperti sebuah hasil fotokopi dari game Ninja Gaiden, tetapi pandangan seperti itu bisa membuatmu melewatkan salah satu game indie terbaik di tahun ini. Jejak dari seri game dari Jepang itu mungkin sangat terasa dalam DNA The Messenger, tetapi penambahan sistem skill seperti dalam game RPG, penulisan naskah yang cerdik, dan mekanika pixel-altering lintas waktu yang original, membentuk jati diri game ini. Hadir pada musim panas yang sepi game, The Messenger memulai langkahnya sebagai game eksklusif untuk Nintendo Switch dan juga telah dirilis di Steam.

Terancam oleh kebangkitan tentara iblis, semuanya berada di tanganmu, sang utusan (The Messenger), untuk menyampaikan sebuah gulungan suci kepada seorang hero legendaris yang tinggal di puncak sebuah gunung terpencil. Menempuh perjalanan ke arah utara dalam petualanganmu yang gagah, kamu akan mempertaruhkan hidupmu di setiap tikungan yang harus kamu lewati, sembari mempelajari serangkaian skill ninja untuk bisa memastikan gulungan tersebut bisa sampai ke tujuannya. Siapakah utusan itu? dan apa sebenarnya isi dari gulungan itu? pertanyaan-pertanyaan tadi dan lebih banyak lagi tetap menjadi misteri, tetapi jangan sampai plot yang terlalu mudah dibaca membuatmu kurang bersemangat, karena ceritanya dipenuhi oleh hal yang menarik dan kejutan yang tak terduga (tetapi kita akan membahas hal itu nanti).

The Messenger, dalam banyak hal adalah sebuah game berplatform side-scrolling 2D seperti kebanyakan. Kamu akan menggunakan kemampuan ninjamu untuk melompat, menebas, dan melayang melewati serangkaian level yang akan menguji kemampuan dan kelincahan yang kamu miliki. Dan di saat kamu terus mendaki, kamu akan mendapatkan skill-skill baru seperti kemampuan memanjat tembok, melewati rintangan dengan menggunakan tali, dan meluncur seperti seekor tupai terbang - dan hal ini ada di setiap tingkatannya untuk membuat platform ini menjadi lebih menantang. Gerakan seperti melayang dari tepian kemudian menggunakan tali untuk memanjat tembok dan melemparkan shuriken ke mata seorang musuh, semuanya terasa mengalir dengan baik dan ada perasaan puas ketika mampu melakukannya dengan baik.

Ini adalah iklan:
The MessengerThe Messenger

Peningkatan skill layaknya di RPG bisa diakses di merchant's store dan memungkinkanmu untuk meningkatkan skill yang sudah kamu miliki dan juga mendapatkan skill baru. Hal ini termasuk nyawa dan upgrade kapasitas shuriken. Selain itu juga penguatan dari kemampuan yang lainnya, seperti berenang lebih cepat dan kemampuan untuk menyerang di saat masih menggunakan wingsuit. Time shards adalah alat tukar yang diperlukan untuk upgrade tersebut, dan bisa ditemukan di setiap stage dan sering kali bersinar di jalan yang akan kamu lalui. Mengumpulkan seluruh time shard adalah tantangan tersendiri bagi mereka yang ingin mengumpulkannya, karena sering kali ditemukan di dekat rintangan yang mematikan dan terjatuh dari musuh-musuh yang telah dikalahkan.

Tidak seperti game-game sejenisnya, The Messenger tidak terasa terlalu menghukum. Tidak ada kata game over dan bahkan kamu tidak akan kehilangan time shard yang kamu miliki ketika mati dalam game ini. Sebagai gantinya, seekor setan kecil yang bernama Quarable akan menelan beberapa time shard di sepanjang jalan yang kamu lalui setiap kali kamu dibangkitkan sebagai gantinya. Mungkin makhluk merah menyala tersebut mengambil keuntungan dari kematianmu yang berulang-ulang, tetapi kami merasa beruntung dengan kehadirannya. Dia juga mempunyai selera humor. Selama loading screen, dia akan mengejekmu atas kekalahan yang kamu alami: memberitahumu berapa kali kamu telah mati dan berapa banyak shard yang telah dia ambil sejauh ini.

Sepanjang perjalanan game ini, kami beberapa kali menertawakan kata-kata yang muncul di layar permainan yang terus memaki-maki kami. Ada saat di mana si pedagang di merchant's shop menjelaskan trailer dari game ini dan menyiksa kami dengan dialog yang tidak bisa di lewati di saat kami mengabaikan instruksinya dan mengintip isi lemari misterius yang ada di tokonya. Kemunculan boss juga disisipi banyak humor dan hasilnya kemunculan-kemunculan mereka terasa lebih menyenangkan dan menjadi bagian yang diingat. Pada paruh pertama game ini, kami bertarung dengan batu hijau yang menyala yang menangis tersedu-sedu ketika dikalahkan, dan semua situasi itu awalnya dikarenakan oleh kesalahpahaman.

Ini adalah iklan:

Memuaskan rasa haus kami akan petualangan, The Messenger memiliki item-item tersembunyi yang bisa ditemukan sepanjang jalan yang telah dihancurkan. Benda-benda hijau berbentuk piringan ini disebut powerseals dan jumlah keseluruhannya ada 45 buah. Piringan-piringan ini bisa digunakan untuk membuka peti bercahaya di merchant's store. Kami tidak bisa memberitahumu apa isi dari peti tersebut (kami belum melihatnya) tetapi kami bisa memberi tahu bahwa kami mati beberapa kali dalam game ini ketika menjelajahi area, demi mencari area rahasia - bagaikan terpancing aura misterius peti tersebut. Sebenarnya kami ingin game ini memberi petunjuk kepada kami apa yang telah kami lewatkan dari sebuah stage, tetapi kami sadar bahwa itu bisa mengurangi tantangan dan keseruannya.

The MessengerThe Messenger

Salah satu fokus utama dari game ini adalah mekanika time travelingnya, di saat kamu berpindah dari satu masa ke masa yang lainnya, dunia di sekitar kamu juga berubah dari 8-bit menjadi 16-bit - sebuah fitur yang original yang setap bit-nya sama berkesannya dengan dialog-dialog yang mengandung humor. Kami senang bisa menjelajahi dunia The Messenger lewat lensa dan implementasi yang berbeda yang membuatnya terasa seperti sebuah perayaan dari dua era gaming yang ikonik. Tetapi jangan berharap untuk bisa segera merasakannya, karena hal ini terjadi di salah satu bagian akhir dari game sepanjang 15 jam ini.

Game ini menyaingi Shovel Knight dalam menghadirkan pixel art yang paling keren yang pernah kami lihat dalam beberapa tahun terakhir dan soundtrack chiptunenya yang disusun dengan baik menjadi nilai tambah tersendiri. Bahkan, setelah memainkan game ini, kami langsung membuka YouTube untuk menghibur telinga kami dengan mahakarya dari Rainbowdragoneyes (terbebas dari suara yang muncul dalam game over screen). Tampilan visualnya, seperti yang sudah disebutkan, juga sama sekali tidak jelek, dan setiap tempat yang kami lewati - mulai dari puncak gunung bersalju sampai gua bawah tanah dan rawa-rawa yang dipenuhi jamur - terasa sangat hidup dan dinamis yang dihasilkan oleh warnanya yang cerah dan detail lingkungannya yang berlapis-lapis .

Dengan tema yang dipengaruhi era NES, The Messenger hadir sebagai game klasik instan bagi Nintendo Switch. Aksi dari game ini terasa cepat dan mengalir, naskahnya cerdik dan kuat, dan kami menyukai keberhasilan melakukan transisi dari dunia 8-bit ke 16-bit. Itu adalah sebuah fitur yang mengagumkan mengingat ini adalah rilis pertama dari Sabotage Studio yang bermarkas di Quebec, dan kami sudah tidak sabar menunggu dunia retro-inspired yang akan mereka hadirkan berikutnya. Sulit bagi kami untuk memberikan nilai jelek bagi game menawan yang membangkitkan kenangan ini, dan kami berharap game ini tidak dipandang sebelah mata sebagai "hanya game nostalgia lainnya".

HQ
10 Gamereactor Indonesia
10 / 10
+
Terlihat dan terdengar luar biasa. Gameplay yang istimewa. Sangat lucu. Tantangan yang baik tanpa membuat frustrasi.
-
Hmm... tidak ada.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
The MessengerScore

The Messenger

REVIEW. Ditulis oleh Kieran Harris

Mati berkali-kali namun dengan kepuasan yang hakiki.



Loading next content