Indonesia
Gamereactor
review
Project Warlock

Project Warlock

Terinspirasi dari shooter klasik, game bergaya retro ini membawa kita kembali ke masa lampau.

HQ
HQ

Project Warlock adalah salah satu game yang, di permukaan, memiliki segala aspek dari first-person shooter klasik. Ia adalah sebuah game bertema retro dengan suasana layaknya Doom klasik atau Wolfenstein model lama serta memiliki aura dan rasa FPS horor zaman dulu, semuanya didesain untuk membuatmu kembali ke masa lampau. Bahkan, saya harus mengatakan meskipun Doom seringkali masuk dalam klasifikasi first-person shooter bertempo cepat, bagi saya ia juga salah satu game horor favorit.

Jadi, apakah Project Warlock berhasil? Ya, untuk sebagian besarnya saya dengan senang hati bisa mengatakan demikian. Apakah ia bertempo cepat? Ya. Apakah ia merupakan shooter bergaya retro? Ya. Apakah ia berisi banyak kekerasan? Iya juga. Apakah kita harus mencari banyak kunci dengan berbagai macam warna untuk membuka pintu yang sesuai? Iya. Jadi, kita punya semuanya kan? Semua syarat telah terisi. Tetapi bagi saya tidak, inilah kenapa.

Di shooter baru dari Buckshot Software ini, kamu mengontrol seorang warlock yang bisa menembak, menyabet, dan menggunakan berbagai macam sihir untuk membunuh segala hal yang bergerak di berbagai lingkungan yang bervariasi, mulai dari dunia es yang terinspirasi dari 'The Thing' sampai dengan kastel old-school. Di sini ada lima dunia yang bisa dikunjungi, masing-masing terbagi atas lima bagian, di mana setiap bagi berisi empat stage. Itu artinya ada banyak hal yang bisa dimainkan di sini, yah, setidaknya semacam itu. Sebagian besar stage membutuhkan waktu satu hingga tiga menit untuk diselesaikan. Meski begitu, seperti yang telah saya katakan sebelumnya, game ini bertempo cukup cepat sehingga betapa cepatnya kamu bermain tidak begitu terasa.

Ini adalah iklan:

Di setiap akhir dunia, akan ada pertarungan bos epik di mana kamu harus membunuh monster-monster besar. Bagian ini adalah yang terbaik. Momen paling berkesan bagi saya adalah ketika saya menghajar monster bertentakel yang mirip dengan Cthulhu. Bahkan, di setiap dunia, ada banyak jenis monster, seperti kalelawar yang menembakkan bola-bola dan siluman yang mondar-mandir di kastel, atau makhluk-makhluk yang terinspirasi dari mitologi Mesir di dunia padang pasir.

Project Warlock

Saya harus mengatakan pada titik ini - saya sangat bersenang-senang! Terdapat banyak jenis senjata yang bisa dimainkan, seperti pistol dan shotgun, sampai dengan nail gun. Kamu bisa melempar granat, atau jika sedang terdesak, kamu selalu bisa menebas apapun yang ingin membunuhmu dengan parang. Aksinya tidak pernah berhenti dan tertunda. Intens dan menyenangkan.

Musuh-musuh menurunkan amunisi dan nyawa, begitu juga mana. Ya, karena ketika kamu bosan - yang tidak akan terjadi - kamu bisa juga menggunakan sejumlah kekuatan seperti mantra ledakan dan mantra cahaya yang bisa menerangi sekitarmu. Tidak hanya mendapatkan kekuatan baru, kamu juga bisa meng-upgrade segala hal. Contohnya adalah kekuatan sihir yang bisa ditingkatkan dengan poin upgrade. Melalui XP yang didapatkan dan level yang ditingkatkan, kamu bisa memperkuat stamina, nyawa, dan mana. Kamu bahkan bisa meningkatkan level senjata-senjatamu dan mengubah kekuatannya. Jadi pipe bomb bisa berubah menjadi peledak bersensor, atau uzi milikmu diubah menjadi nail gun.

Ini adalah iklan:

Rasa perkembangan ini benar-benar menyenangkan. Saya senang akan perasaan menjadi lebih kuat dan lebih tahan banting, dengan senjata yang lebih baik. Akan tetapi, kekurangannya adalah level-level awal menjadi brutal dan terlalu sulit. Bahkan, saya kesulitan untuk melaluinya di awal-awal. Bahkan, setidaknya di awal, saya harus memaksa diri untuk terus bermain, meski setelah berjalannya waktu dan latihan semuanya menjadi lebih mudah.

Project Warlock

Jadi itu adalah keluhan besar pertama saya, dan sebenarnya tidak banyak hal lain yang ingin saya keluhkan. Satu hal lagi yang perlu dicatat adalah meski kontrolnya oke, tetapi seleksi senjata yang berupa roda besar terasa agak berlawanan dengan intuisi dan sulit untuk memilih senjata yang kamu inginkan. Kursornya terasa tidak mengikuti apa yang kamu inginkan dan terkadang mengurangi pengalaman bermain.

Bahkan, ia sering kembal lagi ke default untuk senjata jarak dekat atau bahan peledak (yang dengan mudah bisa membunuh dirimu sendiri), dan terkadang ini menyebalkan. Saya tidak keberatan kalau mati karena kebodohan sendiri, tetapi ketika kamu mati karena tidak bisa mendapatkan senjata yang tepat ketika dibutuhkan, ini membuat frustrasi.

Musiknya memiliki suasana retro - nada repetitif FPS yang kita sepelekan di masa lalu kini telah kembali (efeknya: saya mematikan suara TV). Terkadang ia terdengar seperti sebuah keyboard Casio dimainkan berulang-ulang dan menghasilkan suara yang dapat membuat John Carpenter mengerutkan wajah. Namun, ini adalah selera yang sangat pribadi dan saya menerima jika kebanyakan dari kamu justru menyukainya. Lalu kita sampai pada visual. Meski terlihat retro, visualnya terlihat terlalu terpoles bagi saya. Ion Fury, misalnya, terlihat dan terasa tua; Project Warlock terasa seperti game yang mencoba untuk terlihat tua tetapi memiliki pernis baru. Hal ini bagi saya kurang pas.

Meski begitu, sebagian besar penggemar shooter retro akan menyukai Project Warlock. Ia memiliki gaya klasik dari segi audio-visual, tingkat kesulitan yang curam, dan aksi dengan tempo tinggi. Terdapat beberapa hal yang kurang saya sukai, tetapi jika kamu menyukai shooter ala 90-an dengan aksi intens dan rahasia, kamu patut mencobanya.

Project WarlockProject WarlockProject Warlock
07 Gamereactor Indonesia
7 / 10
+
Terlihat dan terdengar retro, bertempo cepat dan penuh aksi, gameplay menyenangkan.
-
Tingkat kesulitan tinggi, roda senjata terlalu longgar.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
Project WarlockScore

Project Warlock

REVIEW. Ditulis oleh Roy Woodhouse

Terinspirasi dari shooter klasik, game bergaya retro ini membawa kita kembali ke masa lampau.



Loading next content