Indonesia
Gamereactor
review
Lost Ember

Lost Ember berhasil memukau, terlepas masalah teknis

Terlepas dari tanggal rilis yang mundur dan sedikit masalah teknis, Lost Ember karya Mooneye Studios tetap memukau

HQ
HQ

Dengan karakter utama seekor serigala yang melesat ke segala penjuru untuk menjelajah, Lost Ember sekilas terlihat seperti game platformer yang memicu adrenalin. Tapi penampilan bisa menipu. Kalau itu tipe game yang Anda cari, kami sarankan coba Crash Bandicoot saja.

Pada kenyataannya, Lost Ember adalah sebuah mahakarya dengan fokus pada cerita. Pemain bebas berlari, terbang, dan berenang tanpa perlu cemas akan mati. Tugas pemain hanya mengeksplorasi demi mengungkap sebuah kisah menarik. Juga ada puzzle ringan dan collectibles yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Daya tarik lain dari game ini adalah kemampuan karakter pemain untuk berubah dan mengendalikan hewan lain, mulai dari ikan, bebek, hingga wombat. Tapi pertama-tama mari kita bahas ceritanya.

Kami akan mencoba membahasnya sehalus mungkin tanpa membocorkan cerita, karena gamenya sendiri dapat menuturkan kisahnya dengan sangat baik tanpa perlu kami ceritakan ulang. Kisah ini berawal dengan seekor serigala yang sebenarnya merupakan reinkarnasi dari sesosok manusia yang tidak bisa naik ke City of Light setelah kematiannya. Jiwa-jiwa yang terperangkap ini juga disebut 'lost embers' (bara api yang tersesat). Tidak lama berselang, sebuah bola jiwa yang berpendar turut menemani sang serigala, jiwa lainnya yang berusaha mencapai City of Light.

Ini adalah iklan:

Itulah inti ceritanya, tapi percayalah bahwa kisah cinta dan penebusan dosa ini ditulis dengan sangat baik dan menggugah hati. Kisahnya disampaikan melalui serangkaian kilas balik yang disajikan seperti diorama juga cutscene yang terlihat seakan dicuplik dari graphic novel. Sang bola jiwa juga turut memandu cerita, menjelaskan masing-masing diorama ke pemain.

Pihak developer menyebutkan game ini dapat ditamatkan dalam jangka lima hingga enam jam, tetapi dapat lebih cepat lagi jika pemain bergegas. Tapi, Lost Ember bukan tipe game yang dibuat untuk diburu-buru; kami justru terbuai menjelajahi setiap jengkal area yang ada untuk meresapi pemandangan menakjubkan di depan mata.

Lost Ember

Secara visual, Lost Ember memakai gaya minimalis yang mengingatkan pada game-game seperti Journey dan Fe. Latar tempat khususnya terlihat cantik, dengan pemanfaatan tekstur yang membuat masing-masing latar begitu menyenangkan untuk dilihat. Area yang dapat dieksplorasi pemain termasuk padang rumput, daerah berbatu, air, hingga bawah tanah.

Ini adalah iklan:

Tempat yang berbeda dapat dicapai oleh hewan yang berbeda pula. Contohnya, bebek dapat terbang menuruni tebing untuk menjelajahi area-area rendah. Sedangkan si kocak wombat dapat bergelung untuk berguling memasuki terowongan-terowongan yang tidak bisa dilewati serigala. Variasi hewan inilah yang menjadi aspek puzzle dari Lost Ember, karena pilihan hewan dapat memungkinkan pemain mengarungi daerah berbeda, seperti wombat yang dapat menjelajahi bawah tanah, atau ikan yang bisa berenang di air. Walau tidak pernah terlalu rumit, tapi pemilihan hewan tetap memberikan warna tersendiri ke pengalaman game keseluruhan.

Banyak dari tempat yang akan dikunjungi pemain memiliki kesan terbuka (open world), tapi sesungguhnya setiap area dirancang sedemikian rupa sehingga pemain tidak pernah merasa tersasar — pemain selalu merasa mengetahui tujuan berikutnya. Ini bukti kepiawaian para developer menyeimbangkan kebebasan eksplorasi tanpa membebani pemain.

Lost Ember

Secara teknis, performa Lost Ember patut diacungi jempol. Baik saat berlari dan melompat sebagai serigala, bergulir sebagai wombat, berenang sebagai ikan, maupun terbang sebagai burung kolibri, pengendalian karakter dan animasinya terasa mulus. Game ini terasa dirancang begitu sempurna untuk kontroler dan dalam hal ini memang terasa seperti platformer 3D, hanya saja pemain tidak bisa mati, bertarung, atau mengalahkan apapun.

Saat hewan yang dikendalikan pemain berjalan, berenang, atau berguling-guling, pemain dapat menemukan benda-benda yang dapat dikoleksi seperti jamur dan artefak. Pencarian barang-barang ini butuh sedikit upaya karena mereka kadang tersembunyi di belakang semak, atau di balik tebing yang hanya bisa dilewati oleh burung. Untuk kaum completionist, aspek tersebut dapat menjadi daya tarik dari game yang sudah kaya konten ini. Penggunaan kemampuan hewan yang berbeda-beda menjadi wajib untuk menemukan semua collectible.

Lost Ember

Kita sudah membahas cerita dan grafisnya, sekarang waktunya membahas aspek suara. Musiknya mengagumkan dan sangat membangun suasana dan cocok dengan pengalaman keseluruhan game. Juga ada beberapa dialog, kebanyakan dari adegan kilas balik atau bola jiwa yang memandu pemain, namun terkadang penyampaian beberapa kalimat, khususnya dari karakter bola jiwa, terasa dipaksakan.

Sekarang, untuk sisi yang kurang baik. Selain dari beberapa dialog yang agak janggal, ada beberapa bug yang kami temui. Tidak sampai merusak game, memang, tetapi tetap saja agak menyebalkan. Selain itu terjadi juga clipping, tetapi yang paling mengesalkan adalah terjadinya freeze sekejap saat frame rate turun hingga nol untuk sepersekian detik. Walau tidak menghancurkan keseluruhan pengalaman kami, tetapi sangat terasa dan semoga dapat segera dibetulkan melalui patch.

Secara keseluruhan, kami sangat menikmati waktu yang kami habiskan bersama Lost Ember. Ceritanya luar biasa, soundtrack-nya indah, dan banyak macam hewan yang bisa pemain kendalikan sepanjang petualangan. Walau masih memiliki beberapa bug, kami tidak ragu merekomendasikan game ini untuk gamer yang suka petualangan dengan aspek cerita yang kuat dan game-game dari genre 'walking sim'.

HQ
08 Gamereactor Indonesia
8 / 10
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content