Indonesia
Gamereactor
artikel

Kilas Balik 5 Tahun PlayStation 4 dan Xbox One

Kami menilik kembali apa yang telah diberikan oleh generasi ini dan bagaimana banyak hal telah berubah selama bertahun-tahun.

HQ

Sudah lewat lima tahun sejak Sony meluncurkan PS4 dan Xbox One pertama kali meluncur di dunia game. Jadi, kemarin - 29 November - adalah ulang tahun ke-5 dari game generasi ini di Eropa (di Indonesia sendiri PS 4 hadir pada Januari tahun depannya). Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menilik kembali sejarah kedua konsol ini dan merefleksikan lima tahun terakhir serta perubahan yang telah kita saksikan dalam dunia konsol game selama jangka waktu tersebut. Kenyataannya memang banyak yang telah terjadi dalam lima tahun terakhir ini. Mari langsung saja bersantai dan simak perjalanan kami ke masa lalu ini.

2013-2014

Kilas Balik 5 Tahun PlayStation 4 dan Xbox One
Kamera tidak begitu penting bagi konsol saat ini dibandingkan tahun 2013.

Xbox One dan PlayStation 4 mungkin lahir di bulan November, tapi seperti fenomena kelahiran adanya, kita sudah tahu mereka mereka akan hadir beberapa bulan sebelumnya. Selama musim panas, kedua pemegang platform ini menyingkap visi mereka untuk generasi berikutnya, dan respons dari komunitas yang lebih luas sangat berlawanan. Untuk Sony, ini merupakan sebuah kemenangan PR yang mudah dan perusahaan dapat membuat serangkaian pengumuman yang membuat orang banyak senang. Tapi hubungan Don Mattrick dengan Xbox mulai tampak seperti hubungan yang tidak sehat dan hubungan tersebut tidak berlangsung lama sampai akhirnya eksekutif itu dipaksa keluar. Tim Microsoft memiliki visi yang berani untuk masa depan game konsol. Sementara beberapa idenya adalah ide yang hebat (dan memandang jauh ke depan), komunitas Xbox menyampaikan ketidaksenangan mereka atas ide tersebut dan segera terlihat jelas bahwa telah terjadi kesalahan.

Peluncuran masing-masing konsol ini mencirikan persepsi para pemain, dan dimulailah sebuah kisah dua konsol di mana salah satunya selalu berada dalam kekuasaan, kebalikan dari generasi sebelumnya di mana Microsoft Xbox 360 bisa dibilang merebut tempat teratas dari PlayStation 3. Jika dilihat dari luar, kelihatannya Sony terlena saat meluncurkan PS3, tapi jelas mereka tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Ironisnya, MS tampak telah melakukan kesalahan yang sama dan menganggap remeh posisi yang sudah mereka capai. Dan bagaimana para penggemar tidak diyakinkan, sehingga banyak pemain marginal kembali ke pelukan Sony selama setahun ke depan atau lebih.

Ini adalah iklan:

Satu hal yang menjadi penentu dominasi Sony selama generasi ini adalah banyaknya kualitas game eksklusif pihak pertama yang dapat disajikan perusahaan tersebut. Penting untuk diingat bahwa yang terjadi tidaklah selalu seperti ini dan, setidaknya, Xbox One sangat kompetitif. Kamu mungkin juga setuju dengan salah satu di antara kedua hal tersebut, konsol Microsoft memiliki daftar yang lebih kuat saat peluncuran. Namun, hal tersebut tidak penting pada akhirnya dan tidak membutuhkan waktu lama bagi Sony untuk memanfaatkan kesalahan tim marketing Xbox dan penyingkapan mereka yang membawa petaka itu. Sony akhirnya memimpin, dan tidak ada yang bisa menyusul mereka sejak saat itu.

Tahun berikutnya, pengumuman dan peluncuran Microsoft dilakukan untuk mendorong game-game pihak pertama dan memperkenalkan Titanfall, Forza Horizon 2, dan Sunset Overdrive pada dunia, sementara Sony berfokus untuk mengisi koleksi PS4 dengan game-game indie. Hal yang pernah menjadi bagian inti dari bisnis Microsoft di 360 ini menjadi sumber pendapatan Sony untuk generasi berikutnya. Sony memiliki beberapa game unggul seperti Infamous: Second Son, tapi untuk sebagian besarnya, tahun 2014 dapat dianggap sebagai tahun bagi game-game cross-platform, seperti Destiny, Wolfenstein: The New Order, dan Darks Souls II. Kami ingat bagaimana Alien: Isolation dan Dragon Age: Inquisition membuat para audiens tercengang dan membuat kedua game ini menjadi game terunggul pada tahun tersebut.

Kilas Balik 5 Tahun PlayStation 4 dan Xbox One
Alien: Isolation adalah salah satu game favorit kami pada tahun 2014.
Ini adalah iklan:

Tahun 2014 juga diingat dengan beberapa gerakan dari industri game. Irrational menutup pintunya secara mengejutkan bagi semua orang, EA meluncurkan layanan berlangganan Access untuk sementara. Tahun tersebut juga merupakan tahun di mana Facebook membeli Oculus dan pengguna VR mulai kelihatan batang hidungnya. Selain itu, Amazon mengambil layanan streaming Twitch, dan investasi besar lainnya pada tahun tersebut datang ketika Microsoft mengambil studio Minecraft, Mojang.

Sementara itu, Nintendo meluncurkan beberapa game unggul di Wii U seperti Mario Kart 8 dan Super Smash Bros. for Wii U (sungguh judul yang menarik), tapi karena basis pemain yang kecil di konsol ini, mereka tidak mendapatkan audiens yang layak didapatkan. Masalah tersebut telah dipecahkan hingga batas tertentu, karena tahun 2014 menjadi saksi awal mula sebuah tren yang telah menjadi fitur utama di semua platform sejak saat itu, dan hal itu adalah versi remaster dari game-game lama. Orang-orang tidak akan mendapatkan Mario Kart 8 hingga tahun 2017 saat game tersebut hadir di Switch, tapi tahun 2014 menjadi saksi gelombang pertama dari game besar yang mulai menghilang setelah rilis generasi lama mereka, karena studio-studio dari game tersebut mulai menyadari besarnya potensi pendapatan yang tersimpan dalam game lama mereka. Pada tahun 2014, kita mendapatkan versi revitalisasi dari The Last of Us dan Grand Theft Auto V, dan mereka hanyalah bagian kecil dari apa yang akan datang berikutnya.

2015-2016

Mengingat bagaimana awal mula generasi ini berjalan, Microsoft dan Sony memasuki tahun 2015 dan 2016 dengan agenda yang sangat berbeda. Microsoft telah mengubah beberapa hal dengan panik di beberapa menit terakhir dan masih sedikit mengubah-ubah studio mereka (Twisted Pixel dilepas, Press Play dan Lionhead ditutup), sementara Sony bersemangat untuk memperkuat dan membangun awal yang mereka nikmati dengan PlayStation 4, sekalipun mereka meniru Microsoft dalam hal penutupan Evolution Studios (Motorstorm, Driveclub).

Pada bulan Juli 2015, direktur dan CEO Nintendo, Satoru Iwata meninggal dunia. Seorang pemimpin yang telah membawa Nintendo kembali ke posisi teratas dengan Wii. Ia sayangnya meninggal tepat sebelum kemunculan Switch yang merupakan sebuah kesuksesan besar. Seluruh industri berkabung atas meninggalnya bos Nintendo yang karismatik ini. Sulit untuk mengutarakan seberapa berartinya Iwata. Yang jelas ia adalah seorang legenda Nintendo seperti Shigeru Miyamoto dan Hiroshi Yamauchi.

Kilas Balik 5 Tahun PlayStation 4 dan Xbox One
Direktur dan CEO Nintendo, Satoru Iwata.

Di pertengahan generasi ini, revisi perangkat keras diluncurkan. Pada tahun 2016, tidak kurang dari tiga perangkat keras diluncurkan oleh Microsoft dan Sony. Kedua perusahaan ini menghadirkan model yang lebih kecil dari konsol mereka, PS4 Slim dan Xbox One S. Xbox One S mengurangi ukuran dari Xbox One aslinya secara signifikan. Sony juga menghadirkan model yang lebih kuat, dengan PS4 Pro yang hadir di akhir tahun, sementara Microsoft mengumumkan "konsol game yang paling kuat yang pernah diciptakan" dalam bentuk Project Scorpio (setelahnya menjadi Xbox One X) di acara E3 yang sama dengan PS4 Pro. Beberapa model yang lebih kecil juga ditampilkan.

VR sudah dalam tahap produksi saat itu, tapi tidak sebelum 2016 saat kita mendapatkan model konsumen yang sepenuhnya bekerja dari HTC Vive dan Oculus Rift. Di penghujung tahun, inisiatif Sony (dikenal sebagai Project Morpheus) meluncur sebagai PSVR. Faktanya, headset VR tidak ada yang mencapai kesuksesan, meski begitu PSVR merupakan perangkat VR paling banyak terjual. Bagi Sony, PSVR menawarkan sedikit inovasi generasi pertengahan dan sesuatu untuk membedakan mereka dari saingan utamanya, Microsoft.

Di usia konsol generasi ini yang mulai matang, kita mendapatkan iterasi yang lebih baik dari para franchise tahunan yang besar. Ini juga merupakan periode di mana Sony benar-benar mulai berusaha lebih keras dalam hal game first party dengan meluncurkan game-game seperti Bloodborne, Uncharted 4: A Thief's End, Until Dawn, Ratchet & Clank, dan The Last Guardian (akhirnya). Di sisi lain, Microsoft merilis Halo 5: Guardians (2015) dan Gears of War 4 (2016) bersama dengan rilisan tahunan mereka, Forza, dan beberapa eksklusif pihak ketiga dalam bentuk Rise of the Tomb Raider dan Dead Rising 4. Tapi game yang paling berkesan adalah game-game pihak ketiga seperti The Witcher 3: Wild Hunt yang hadir pada tahun 2015 dan Overwatch yang membuat kita takjub pada tahun 2016. Selain itu, terdapat rilisan lainnya juga seperti Metal Gear Solid V: The Phantom Pain, Inside, Life is Strange, Dishonored 2, Battlefield 1, Dark Souls III. Dan kita masih mendapatkan banyak remaster selain game-game tersebut.

Kilas Balik 5 Tahun PlayStation 4 dan Xbox One
Uncharted 4: A Thief's End mungkin adalah game yang benar-benar menunjukkan seberapa jauh Sony telah berusaha dalam hal perilisan game-game first party.

2017-2018

Dengan berlalunya tahun 2016, banyak penggemar Sony yang tak sabar ingin memainkan game-game yang telah diumumkan. Kami telah menyaksikan game seperti Spider-Man dan God of War, dan dengan PlayStation Experience yang juga menyingkap The Last of Us: Part II, banyak hal yang bisa dinanti di masa depan.

Sementara Xbox telah sibuk dengan urusan perangkat kerasnya dan akhirnya mengungkap bahwa hasil dari Project Scorpionya adalah Xbox One X di E3 2017, Sony sedang sibuk memberikan update kepada para penggemar tentang proyek yang sedang mereka kerjakan. Pada tahun setelahnya, Sony melakukan sesuatu yang hampir sama, menyediakan lebih banyak trailer untuk proyek yang sudah diketahui seperti Spider-Man, Ghost of Tsushima, dan Death Stranding. Xbox juga melakukan hal yang sama, menghabiskan banyak uang untuk membuat trailer game seperti Devil May Cry 5. Bedanya, trailer dari Sony adalah eksklusif, sedangkan Microsoft tidak.

Walaupun demikian, hal tersebut tidak berarti bahwa Microsoft kekurangan hal-hal eksklusif dalam beberapa tahun terakhir. Sea of Thieves hanya salah satu contoh game yang beresonansi dengan banyak orang, sebagaimana petualangan bajak laut dari Rare telah diterima dengan baik dan mengupdate konten seperti Cursed Sails sejak mulai berlayar awal tahun ini. Forza Horizon 4 juga telah membuat orang-orang tertarik dengan mobil-mobile cepat yang melaju di daratan Inggris.

Kedua game ini memanfaatkan peluncuran dari layanan berlangganan, Game Pass, memberi para pelanggan kesempatan untuk mencoba game ini tanpa biaya tambahan, meningkatkan jumlah pemain, dan meningkatkan komunitas mereka sebagai hasilnya. Itu belum semuanya, layanan berlangganan ini menghidupkan kembali game-game lama seperti Halo 5: Guardians dan Gears of War 4, dan menjadi sangat populer sebagai sebuah model. Walaupun Phil Spencer baru-baru ini menyampaikan bahwa konsol-konsol tidak akan bergerak ke arah streaming saja, tampaknya Game Pass telah sukses di Microsoft, seperti halnya inisiatif Play Anywhere mereka yang menjadi saksi perilisan game-game pihak pertama di Xbox dan PC.

Bahkan dengan Game Pass sekalipun, tidak bisa dipungkiri bahwa PS4 telah memenangkan persaingan game eksklusif, sebagaimana God of War dan Spider-Man telah unjuk gigi tahun ini, dan Horizon: Zero Dawn melakukannya di tahun sebelumnya. Semuanya game yang secara kritis diakui dan merupakan pesaing GOTY. Mereka membuat orang yakin akan game seperti Days Gone dan The Last of Us: Part II akan sama bagusnya. Meskipun begitu, Microsoft telah sibuk membeli studio seperti Ninja Theory dan Playground Games sambil membangun studio mereka sendiri yang bernama The Initiative. Mereka juga memiliki rencana besar untuk masa depan, walaupun tidak akan terjadi pada tahun 2019.

Microsoft memperbarui komitmen mereka terhadap game konsol ketika Xbox One X hadir tahun lalu, menyediakan performa yang lebih unggul dari yang pernah kita lihat sebelumnya pada konsol rumahan. Performanya luar biasa, menjadikan 4K dan HDR nilai jual mereka, memproduksi visual yang hebat bagi mereka yang memiliki TV yang mendukungnya di rumah. Mengingat PS4 Pro - model unggulan dari Sony - yang tidak memiliki kekuatan dan tidak memiliki pemutar Blu-Ray beresolusi 4K, hal ini adalah kemerosotan yang besar dalam lomba perangkat keras bagi Sony dan tidak membantu performa mereka.

Kilas Balik 5 Tahun PlayStation 4 dan Xbox One

Walaupun demikian, visual bukanlah segalanya, dan Nintendo Switch membuktikan bahwa ketika konsol ini rilis tahun lalu, ia berhasil mengalihkan perhatian orang banyak dari kedua konsol tersebut. Tidak hanya dengan menyediakan game pihak pertama mereka sendiri seperti Super Mario Odyssey dan The Legend of Zelda: Breath of the Wild, tapi juga menjadi tuan rumah bagi game pihak ketiga seperti FIFA 18 dan Wolfenstein II: The New Colossus. Tentu konsol ini tidak sama kuatnya, tapi kamu dapat membawa konsol ini ke mana-mana, membuat Sony dan Microsoft mendapatkan rekan saingan lamanya sekali lagi.

Kilas Balik 5 Tahun PlayStation 4 dan Xbox One

Melihat ke tahun 2019, kabar burung telah mulai menyebar terkait konsol baru dari kedua perusahaan tersebut. Sony dengan PS5 yang dikabarkan direncanakan untuk hadir tahun depan dan Xbox dengan pengembangan konsol yang berfokus pada streaming. Seberapa benar rumor ini hanya bisa kita buktikan nanti, tapi dengan konsol-konsol yang sudah ada selama lima tahun lamanya, sebuah upgrade bukanlah sesuatu yang buruk untuk dipertimbangkan.

Masa depan kedua perusahaan ini tampak cerah dari sisi manapun kamu melihatnya. Dengan Sony yang melewatkan E3 dan budaya konsol yang berubah besar-besaran lewat pengembangan iterasi dalam bentuk PS4 Pro dan Xbox One X dan cara kita memainkan game lewat layanan berlangganan dan free-to-play, tahun depan adalah tahun yang penting bukan hanya bagi kedua perusahaan tersebut tapi juga bagi pemahaman kita terhadap game konsol secara keseluruhan. Kami tidak mengetahui apa yang akan terjadi, tapi kami tahu bahwa kita akan menyaksikan game-game besar dan penyingkapan yang sama besarnya. Hal tersebut adalah yang kami tunggu-tunggu.



Loading next content