Indonesia
Gamereactor
review serial
Hawkeye

Hawkeye - Dua Episode Pertama

Serial terbaru Marvel hadir dengan baik ketika tidak mencoba untuk menjadi bagian dari MCU, melainkan melakukan hal yang baru.

Bagi yang sudah membaca ulasan Norwegia saya dari WandaVision, The Falcon and the Winter Soldier, Loki dan What If...? tahu bahwa pendapat saya lebih positif dibandingkan beberapa proyek lainnya, meski saya masih menganggap acara-acara ini masih bergantung pada nostalgia dan kiasan MCU. Ini mengapa dua episode pertama Hawkeye jauh lebih menarik dari yang saya takutkan, meskipun mereka seperti tidak bisa menentukan fokusnya.

Hawkeye

Karena jelas bahwa Marvel sadar akan fakta dari Clint Barton alias Hawkeye, biasa menjadi Avenger terakhir yang disebutkan dalam grup. Banyak yang melihatnya sebagai sosok yang kaku hingga Avengers: Endgame. Kedua episode pertama ini tidak langsung membeberkan semuanya, namun sedikit bermain dengan sedikit santai sambil memasangkannya dengan Kate Bishop yang sangat berlawanan. Hailee Steinfeld memberikan penampilan yang menakjubkan, berperan sebagai gadis muda yang riang, mempesona dan terus terang yang akhirnya bertemu sang idola setelah menarik perhatian musuh lama Barton. Kontras akan dirinya dan sinisme Hawkeye yang hanya ingin menikmati natal bersama keluarganya tanpa dimintai foto dan diingatkan akan kejadian-kejadian masa lalu membuat dinamika yang mengagumkan dibandingkan film-film rekanan polisi terbaik.

Jeremy Renner layak diberi pujian juga akan penampilannya, karena kini ia dapat memperlihatkan sisinya yang menikmati hidup, entah karena ia terpaksa agar bisa menyelesaikan misinya atau energi dari Bishop yang melekat di dirinya. Bahkan momen serius dibuat komedik seperti sengaja membuat hal seperti sepele, memberikan alur yang berbeda. Tentunya beberapa bagian terasa dipaksakan namun kebanyakan membuat kita tersenyum atau tertawa kecil.

HQ
Ini adalah iklan:

Salah satu masalah dari pendekatan ini adalah butuh waktu cukup lama untuk cerita ini berjalan dan menyisihkan rasa bahaya dan drama yang ada. Jalan cerita baru terasa mengikat di sepuluh detik terakhir episode kedua. Melihat bagaimana hubungan rumit antara Bishop dan ayah tirinya, serta Barton yang ingin meninggalkan hari-hari pahlawannya, dinamika duo ini begitu menarik, namun tidak lebih dari hiburan dan aksi yang cukup. Bagaimana mungkin acara yang berfokus pada dua pemanah jitu dan ahli pedang baru sekedar menembakkan beberapa anak panah saja dan pertarungan yang biasa saja (meski beberapa adegan keren melibatkan lingkungan sekitar)? Nuansa yang dihadirkan menjelaskan bagaimana tidak ada karakter yang dalam bahaya di sini. Bagi mereka yang mencari tanda-tanda akan masa depan MCU juga akan kecewa hingga akhir episode kedua.

Inilah alasan mengapa sulit untuk memberikan opini akan Hawkeye untuk saat ini. Meski saya menikmati cerita yang ringan dan dasar dari cerita, acara ini seperti kebingungan antara ingin mengikuti formula tradisional MCU atau tidak. Ini mengganggu jalannya cerita, karena momen terbaik justru terjadi saat kedua Hawkeye sekedar bermain dengan dinamika antara mereka dan tidak begitu serius menghadapi situasi serius. Adegan-adegan ini cukup membuat saya bisa menantikan acara ini hingga akhir, karena cukup menyegarkan untuk menikmati jalan cerita yang menyenangkan tanpa harus memikirkan koneksi dengan yang lainnya.

Hawkeye
Ini adalah iklan:
07 Gamereactor Indonesia
7 / 10
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content