Kita berada di era pembuatan remake dan remaster yang jauh berbeda dari sebelumnya. Untuk pertama kalinya di dalam sejarah industri ini, terdapat dukungan finansial dan komunal yang lebih dari cukup untuk membuat remake dan remaster dari banyaknya judul game. Beberapa ada yang tidak semenarik yang lain bahkan mengecewakan karena nostalgia saja tidak cukup untuk menggerakkan minat pemain pada perilisan game-game ini. Namun, beberapa game mampu melampaui ekspektasi dan dengan sangat luar biasa menghadirkan kembali kisah-kisah dari game masa kecil kita. Khususnya game dari Square Enix, Final Fantasi VII: Remake.
Bisa dikatakan bahwa FFVII: Remake bukanlah sekedar remake biasa. Mereka bukan hanya mengambil game orisinil dan membangunnya kembali untuk disesuaikan dengan teknologi masa kini seperti kebanyakan remake lain. Namun, mereka melihat game orisinil tersebut dan menanyakan bagaimana mereka dapat membuat game tersebut semakin bagus. Bagaimana caranya kita mengangkat game yang disebut sebagai game terbaik sepanjang masa, dicintai oleh penggemar lama dan baru, lalu menembus ekspektasi mereka dari sebuah remake? Dan mereka berhasil mencapai semua itu.
Maupun kamu ingin berfokus pada visualnya yang mengubah game pixel berumur lebih dari 20 tahun dan mengubahnya menjadi game third-person dengan gaya realistis, ataupun melihatnya dari sisi sistem pertarungan yang lebih cepat dan menggabungkan action dengan pertarungan turn-based, selalu ada hal yang dapat diperbincangkan.
Ini juga meluas hingga ke dalam narasi dan melihat Cloud kembali sebagai protagonis, dalam kisah yang mirip namun tidak benar-benar menjiplak apa yang dihadirkan pada tahun 1997. Ada beberapa bagian yang dapat membuat penggemar Final Fantasy menggeliat kegirangan, karena mereka dapat bernostalgia dalam tampilan visual baru yang mengagumkan. Namun juga ada beberapa bagian yang benar-benar unik yang tergantung pada masing-masing penggemar apakah itu menaikkan atau justru menurunkan cerita dari kisah abadi ini.
Intinya, Square Enix tidak pernah berniat untuk membuat remake dari Final Fantasy VII sama dengan remake game-game lain. Mereka memang bermaksud untuk membuat versi baru dari game ini, yang mirip namun terpisah dari versi orisinilnya. Fans dapat bersantai dengan mengetahui bahwa adanya petualangan baru dari Final Fantasy VII yang menakjubkan, namun di saat yang bersamaan, versi penuh nostalgia yang tidak pernah lekang oleh waktu atas kualitasnya, tetap menjadi produk yang unik, menghadirkan kisah yang berbeda dari apa yang dihadirkan oleh versi 2020 ini.
Saat kami mengulas game ini April lalu, kami berkata, "cara Square Enix menghidupkan segalanya sangatlah menakjubkan," bahkan sekarang setelah peluncuran dari generasi barunya beserta banyak game menakjubkan lainnya, game ini masih melampaui yang lain sebagai sebuah remake. Dimulai dari efek partikel hingga ke animasi muka yang realistis, pengonsepan ulang dari Midgar dan modernisasi sistem pertarungan, kami takjub akan kemampuan game ini dihadirkan dalam kualitas tinggi, dengan bug glitch dan masalah frame rate yang sangat minim. Terutama mengetahui bahwa game ini adalah game generasi terakhir yang tidak terlihat seperti itu.
Square Enix berhasil mencapai apa yang terlihat mustahil melalui Final Fantasy VII: Remake ini, dengan benar-benar membuat ulang Final Fantasy VII. Sudah pasti ada di luar sana yang berpendapat berbeda, namun secara mayoritas, game ini mengambil judul yang luar biasa ke era modern dan menjadikannya sebagai pengalaman baru yang juga luar biasa, dan sepertinya kebanyakan pemain setuju dengan hal ini. Namun di atas semua hal tersebut, yang paling kita tunggu-tunggu adalah akan hadirnya bagian kedua dari game ini dan mungkin lanjutan-lanjutan berikutnya.