Indonesia
Gamereactor
review
Dragon Ball Z: Kakarot

Dragon Ball Z: Kakarot

Entri terbaru dari seri legendaris ini membawa kita kembali ke kisah klasiknya sekali lagi.

HQ
HQ

Serial manga dari tahun 1980-an ini tak menunjukkan akan kehilangan popularitasnya dalam waktu dekat. Dengan film-film baru, serial TV, dan bahkan peran di Olimpiade Tokyo 2020, petualangan Songoku terus memiliki dampak kultural yang besar hingga kini. Dari game sendiri, franchise ini terus menghadirkan game-game berkualitas selama satu dekade terakhir. Mulai dari game Xenoverse hingga Dragon Ball FighterZ, para penggemar Dragon Ball terus dimanjakan. Dengan Dragon Ball Z: Kakarot, Bandai Namco ingin melanjutkan tren itu dengan menghadirkan kembali cerita klasik dari anime/manganya, kali ini melalui lensa action-RPG.

Kakarot menjanjikan petualangan dan penjelajahan melalui gameplay yang sama sekali baru untuk franchise ini. Cerita dari DBZ memang telah diangkat lagi dan lagi, tetapi pemain tak pernah bisa menjelajah area sedetail dan sepadat seperti ini. Bahkan manganya memiliki detail yang minim akan dunianya, jadi kemampuan untuk terbang bebas di dunia semi terbuka adalah sesuatu yang kami sambut dengan baik. Ini adalah game untuk para penggemar Dragon Ball, dengan segudang referensi yang bisa kamu temukan tentang dunianya.

Sebelumnya, kami harus mengatakan ini: game ini bakal sulit untuk diikuti bagi mereka yang tak begitu menggemari Dragon Ball. Game ini menceritakan kembali empat saga utama dari animenya, dan terdapat beberapa jalan pintas yang membingungkan di sana-sini. Meski plot utamanya sama persis dengan yang selama ini kita kenal, konten sampingannya memberikan nilai tambah. Referensi-referensi kecil kepada karakter-karakter lama Dragon Ball menambah nilai dari konten yang agak sederhana - yang kebanyakan terdiri dari pertarungan dengan musuh lemah atau fetch quest sederhana.

Ini adalah iklan:

Ada beberapa konten menarik, seperti ketika Goku dan Piccolo berlomba untuk mendapatkan surat izin mengemudi paling cepat. Karakter yang dieksplorasi dengan baik memberikan nilai atas aktivitas-aktivitas sederhana dan memberikan nilai nostalgia bagi para penggemarnya. Meski panjang, game ini memberikan pemain kesempatan untuk menjalankan cerita dengan kecepatan sendiri. Side quest tersedia kapan saja, memberikan berjam-jam konten bagi mereka yang menginginkannya, atau mereka bisa memilih untuk memainkan cerita utamanya. Game ini berhasil lolos dari penghalang berupa level yang harus dicapai untuk bisa melanjutkan konten, layaknya banyak RPG. Bahkan, kamu naik level dengan kecepatan memuaskan, yang memberikan rasa perkembangan yang pas dari para karakter.

Dragon Ball Z: Kakarot

Pertarungan adalah porsi terbesar dari game. Seluruh pertarungan ikonik dari anime dihadirkan di sini melalui sistem pertarungan yang sederhana namun pada akhirnya memuaskan. Kamu memiliki sebuah tombol tinjuan, tombol serangan energi, dan tombol menghindar. Tombol trigger akan membuka sejumlah gerakan super ikonik seperti Kamehameha, tergantung dari karakter yang kamu mainkan. Kontrolnya memuaskan dan responsif, meski terdapat sedikit kebingungan terkait tombol mana yang berfungsi sebagai apa. Meski begitu, hanya sedikit perbedaan antarkarakter kecuali dari gerakan super mereka.

Mengingat FighterZ adalah game terakhir sebelum ini, agak mengecewakan melihat hampir tak ada usaha untuk memberikan variasi dalam gameplay, terutama ketika kamu menukar karakter di sepanjang cerita. Vegeta dideskripsikan di cerita sebagai karakter yang sama sekali berbeda dengan Gohan, Goku, atau Piccolo, tetapi memainkannya terasa sama seperti yang lain. Untungnya, AI musuh mulai menantang setelah lima jam pertama permainan, memaksa pemain untuk berpikir alih-alih hanya memencet tombol belaka. Sayangnya, akses kepada item penyembuhan terlalu mudah didapatkan untuk memberikan skenario gameplay yang menarik secara konsisten, karena pada bagian akhir game, kebanyakan pertarungan begitu mudah.

Ini adalah iklan:
Dragon Ball Z: KakarotDragon Ball Z: Kakarot

Kualitas cutscene sangat bervariasi. Beberapa adegan penting diceritakan dalam slideshow sederhana, sementara yang lain dianimasikan dengan indah. Hal ini cukup mengherankan, tetapi materinya cukup bagus untuk mendorong kami untuk terus bermain. Lagu latar klasik dari versi Jepang melengkapi setiap adegan seperti yang selama ini kita ingat. Sayangnya, game ini tak begitu bagus dalam hal teknis. Penurunan frame-rate terjadi setiap selesai layar loading dan terkadang juga dalam perjalanan panjang. Lip-sync tidak ada dan mengikuti versi default. Sudut kameranya sulit untuk diatur ketika penjelajahan. Lalu terakhir, naskahnya jelas membutuhkan lebih banyak waktu penggodokan karena terdapat banyak kesalahan pengejaan dan tanda baca.

Ini adalah game untuk para penggemar Dragon Ball yang dibuat dengan penuh cinta, namun kurang dalam pemolesan. Kakarot sangat bisa dimainkan dan menyenangkan; sulit untuk menolak menjelajahi dunia yang sejak dulu kamu cintai. Meski kami ingin lebih banyak hal lagi dari game ini (dan dengan alasan yang kuat), CyberConnect2 sekali lagi berhasil meluncurkan video game bersumber anime tanpa menghadirkan sesuatu yang baru. Jika kamu benar-benar ingin mencari lebih banyak konten Dragon Ball, maka mainkanlah ini. Kamu tak akan kecewa.

HQ
Dragon Ball Z: KakarotDragon Ball Z: KakarotDragon Ball Z: Kakarot
07 Gamereactor Indonesia
7 / 10
+
Pendekatan baru atas semesta klasik, pertarungan yang memuaskan, soundtrack hebat.
-
Gameplay repetitif, frame-rate tidak stabil, kamera buruk ketika penjelajahan.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
Dragon Ball Z: KakarotScore

Dragon Ball Z: Kakarot

REVIEW. Ditulis oleh Michael Breien

Entri terbaru dari seri legendaris ini membawa kita kembali ke kisah klasiknya sekali lagi.



Loading next content